Realisasi Impian China: Jalan Panjang Menuju Kebangkitan dan Kekuatan Global
Realisasi Impian China: Jalan Panjang Menuju Kebangkitan dan Kekuatan
Global
Penulis
Sumarta (Akang
Marta)
China, yang saat ini mendominasi peta geopolitik global, telah berhasil
membuktikan dirinya sebagai kekuatan besar yang muncul dari keterpurukan menuju
kebangkitan yang luar biasa. Dalam beberapa dekade terakhir, negara ini
mengalami transformasi yang sangat signifikan, baik di bidang ekonomi, politik,
maupun militer. Perjalanan panjang menuju kebesaran ini tak lepas dari
kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemimpin-pemimpin China sejak era Deng
Xiaoping, yang memulai serangkaian reformasi besar pada akhir 1970-an. Dengan
menerapkan kebijakan pasar terbuka, China mampu mengubah ekonominya dan
berintegrasi dengan ekonomi global, menjadikannya sebagai salah satu kekuatan
ekonomi terbesar di dunia. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, China melanjutkan
perjuangan ini dengan ambisi besar untuk menjadi negara yang dominan secara
global, tidak hanya dalam hal ekonomi, tetapi juga dalam bidang pertahanan dan
pengaruh geopolitik.
Pada masa pemerintahan Deng Xiaoping, China meluncurkan reformasi ekonomi
yang berfokus pada modernisasi sektor-sektor utama, termasuk pertanian,
industri, dan teknologi. Deng memperkenalkan kebijakan yang memfasilitasi
pengembangan pasar terbuka dan keterlibatan China dalam perdagangan internasional.
Salah satu langkah besar yang diambil oleh Deng adalah membuka pintu bagi
investasi asing dan mengembangkan sektor manufaktur yang dapat bersaing di
pasar global. Hasilnya, China mengalami lonjakan pesat dalam pertumbuhan
ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar, serta meningkatkan
standar hidup rakyatnya. Meskipun ada kebijakan ekonomi yang liberal,
pemerintah China tetap mempertahankan kontrol ketat terhadap aspek politik dan
sosial. Pemilihan pemimpin tidak dilakukan melalui pemilu langsung, melainkan
melalui sistem konsensus dalam Partai Komunis China yang sudah teruji selama
lebih dari setengah abad.
Kontrol pemerintah yang ketat ini memberikan stabilitas politik yang
memungkinkan China untuk fokus pada pembangunan jangka panjang. Xi Jinping,
yang mengambil alih kepemimpinan pada tahun 2012, melanjutkan dan memperdalam
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pendahulunya. Di bawah Xi, China semakin
berambisi untuk menjadi kekuatan global yang tidak hanya tangguh di bidang
ekonomi, tetapi juga semakin memperkuat posisi politik dan militernya. Salah
satu inisiatif terbesar yang diluncurkan oleh Xi adalah Belt and Road
Initiative (BRI), yang bertujuan untuk menghubungkan China dengan negara-negara
lain melalui pembangunan infrastruktur besar-besaran, seperti jalan raya,
pelabuhan, dan kereta api cepat. BRI telah menjadi proyek global yang mencakup
lebih dari 140 negara dan memperluas pengaruh China secara signifikan di
tingkat internasional.
Namun, di balik kesuksesan ekonomi China yang pesat, ada tantangan besar
yang harus dihadapi, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal,
meskipun China telah berhasil mengangkat ratusan juta orang keluar dari
kemiskinan, negara ini masih menghadapi ketimpangan sosial yang cukup besar
antara wilayah pesisir yang maju dan daerah pedalaman yang tertinggal. Xi
Jinping juga berupaya mengurangi ketergantungan China pada teknologi asing
melalui kebijakan Made in China 2025, yang bertujuan menjadikan negara ini
pemimpin global dalam sektor-sektor teknologi tinggi seperti kecerdasan buatan
dan robotika. Di sisi lain, China menghadapi tekanan dari negara-negara besar
seperti Amerika Serikat yang khawatir dengan ekspansi kekuatan China di bidang
ekonomi dan militer.
Di tingkat internasional, China juga harus berhadapan dengan ketegangan
politik dan ekonomi yang meningkat dengan negara-negara Barat. Meskipun
kebijakan luar negeri China semakin agresif dan ambisius, seperti melalui BRI
dan inisiatif diplomatik lainnya, hubungan dengan negara-negara seperti Amerika
Serikat dan negara-negara Eropa seringkali berada dalam posisi yang tegang.
Terutama dalam hal perdagangan, teknologi, dan hak asasi manusia, China harus
menavigasi hubungan internasional dengan cermat agar tetap mempertahankan jalur
pertumbuhannya yang pesat tanpa menimbulkan konfrontasi yang merugikan.
Meskipun demikian, Xi Jinping dan pemerintahannya tampaknya tetap pada jalur
untuk mewujudkan ambisi China sebagai kekuatan global yang berpengaruh di semua
aspek kehidupan internasional.
Ke depan, China memiliki visi yang sangat ambisius untuk terus
mempertahankan momentum pertumbuhannya dan memperkuat posisinya di panggung
dunia. Dengan keberhasilan kebijakan-kebijakan seperti BRI, Made in China 2025,
dan pengentasan kemiskinan yang terus berlanjut, masa depan China terlihat
semakin cerah. Namun, tantangan tetap ada, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri, dan China harus beradaptasi untuk mempertahankan stabilitas ekonomi,
sosial, dan politik. Meskipun terdapat ketegangan internasional, China akan
terus memainkan peran kunci dalam membentuk tatanan dunia yang lebih
multipolar, di mana negara-negara besar berbagi kekuasaan dan pengaruh dalam
perekonomian, politik, dan masalah global lainnya.
Dengan memanfaatkan kekuatan ekonomi, teknologi, dan diplomasi, China
semakin mempertegas posisinya sebagai salah satu kekuatan besar dunia. Meskipun
perjalanan menuju kebangkitan ini penuh dengan tantangan, negara ini telah
menunjukkan ketahanan dan kapasitas untuk terus beradaptasi dan berkembang. Xi
Jinping dan pemerintahannya memiliki visi yang jelas untuk masa depan China,
dengan fokus pada stabilitas domestik, pengembangan ekonomi yang berkelanjutan,
dan memperkuat posisi global. Dalam beberapa dekade mendatang, China
diperkirakan akan terus memimpin jalannya transformasi global yang lebih luas,
dengan menjadi kekuatan dominan yang tak terelakkan di peta geopolitik dunia.