Kerja Sama TNI-Pemprov Jabar: Ekonomi Kerakyatan, Perumahan Layak, dan Restorasi Lingkungan

 

Kerja Sama TNI-Pemprov Jabar: Ekonomi Kerakyatan, Perumahan Layak, dan Restorasi Lingkungan

Gubernur Jawa Bart Terpilih Kang Dedi Mulyadi

Kdm Bahagia Menyampaikan Gagasan Di Depan KASAD  

Sumber: @LEMBURPAKUANCHANNEL



INDRAMAYUTRADISI.COM- Gubernur Jawa Barat (Jabar) menyampaikan visi besar dalam kerja sama dengan TNI Angkatan Darat, yang tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada penguatan ekonomi kerakyatan, penyediaan perumahan layak, dan restorasi lingkungan. Salah satu poin penting yang ditekankan adalah produksi mesin pembakar sampah oleh TNI, yang diharapkan dapat memutar roda ekonomi di dalam negeri.

"Siapa yang punya produksi dari mesin itu? Di antaranya TNI Angkatan Darat. Kalau kemudian TNI Angkatan Darat bisa memproduksi mesin pembakar sampah itu, uang itu akan berputar di antara kita, bukan berputar di pabrikan apalagi berputar ke luar negeri," ujarnya.

Langkah ini, menurutnya, sejalan dengan strategi yang diinginkan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yaitu mendorong ekonomi agar berputar dari dalam negeri. Selain itu, kerja sama ini juga menyasar masalah perumahan tidak layak huni, dengan mendorong pembangunan rumah di antara pemukiman warga yang ada.

"Problem rumah tidak layak huni tidak bisa hanya dilakukan pendekatan dengan membangun komplek perumahan, tetapi mendorong agar orang-orang yang tidak punya rumah itu kembali ke kampungnya, kembali ke lingkungannya, membangun rumah di antara pemukiman warga yang ada," jelasnya.

Dengan pola kerja sama ini, TNI diharapkan dapat membangun rumah dengan cepat dan efisien, sehingga seluruh permasalahan perumahan di Jabar dapat selesai dalam waktu satu tahun. Masalah kerusakan hulu sungai dan hutan juga menjadi perhatian utama. Banjunta ingin mengembalikan peran TNI dalam menjaga kelestarian hutan, sehingga hutan kembali berwibawa dan air kembali berlimpah.

"Rusaknya hulu bisa diselesaikan kalau TNI kemudian digerakkan kembali lagi ke hutan. Karena apalagi Jawa Barat solnya adalah Siliwangi. Siliwangi itu mau kalau mau kan harus ada lebungnya. Karena kalau mau kembali ke hutan, maka hutannya akan berwibawa dan maunya akan berlimpah," katanya.

Ia juga menyoroti masalah bangunan liar di daerah aliran sungai yang sudah bersertifikat. Ia berencana untuk mengambil alih kembali daerah aliran sungai tersebut, sesuai dengan amanat konstitusi bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara.

Selain masalah fisik, Banjunta juga ingin merevolusi pendidikan di Jabar. Ia ingin mengubah pola pikir anak-anak agar tidak hanya fokus pada gadget dan motor, tetapi juga pada ilmu pengetahuan dan keterampilan. Ia akan menerapkan kurikulum wajib militer di SMA, menghilangkan budaya wisuda mewah dan studi tur yang tidak bermanfaat, serta mendorong anak-anak untuk tidur lebih awal dan menabung.

"Saya akan melakukan revolusi pendidikan. Anak-anak ke sekolah berjarak tertentu, berjarak dan aman untuk berjalan kaki, harus berjalan kaki. Jam kelasnya saya majuin menjadi 07.30, saya hilangkan budaya wisuda yang menggunakan event organizer kecuali wisuda dengan kreativitas sendiri, saya hilangkan budaya studi tour karena ujungnya piknik," paparnya.

Ia juga akan membangun ekosistem pendidikan berbasis kehutanan, pertanian, industri, dan perdagangan, sehingga anak-anak Jabar menjadi kreatif dan produktif. Ia ingin mendorong mereka untuk menjadi juara di berbagai bidang, tidak hanya akademik, tetapi juga ilmu terapan, perdagangan, dan kelautan.

"Kerja sama dengan TNI bukan hanya kerja sama normal untuk membangun dan mengefisienkan, tetapi kerja sama untuk membangun ekonomi kerakyatan, membangun peradaban, membangun lingkungan, dan membangun sumber daya manusia," pungkasnya.

Editor

Sumarta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel