Proyek Penanganan Banjir Bekasi: Kendala Akses dan Bangunan Liar Hambat Progres, Pejabat Desak Tindakan Tegas
Proyek
Penanganan Banjir Bekasi: Kendala Akses dan Bangunan Liar Hambat Progres,
Pejabat Desak Tindakan Tegas
Sidak Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi
terkait
Alat Berat Belum Turun Di Babelan
|
Indramayutardisi.com - Proyek penanganan banjir di
Bekasi kembali menghadapi kendala serius, terutama terkait akses pengerukan dan
keberadaan bangunan liar di sepanjang sungai. Seorang pejabat yang turun
langsung ke lapangan mendesak tindakan tegas untuk mempercepat progres proyek.
Dalam
percakapan tersebut, terungkap bahwa pengerjaan paket proyek di wilayah hulu
sungai belum berjalan sama sekali. "Jadi yang paket sana sama sekali belum
jalan? Betul Bapak, yang paket tujuh, yang paket ini jalan," ujar pejabat
tersebut.
Kontraktor
menjelaskan bahwa kendala utama adalah akses untuk mengangkut hasil pengerukan.
"Pontonnya kan harus pakai ponton Pak ini, pontonnya Bapak bisa saksikan
kita siapkan di dua lagi," kata perwakilan kontraktor.
Pejabat
tersebut mempertanyakan mengapa akses tidak bisa dibuka secara bersamaan dengan
pengerukan. "Minimal Pak kalau ponton dengan akses itu bisa berbarengan,
yang di sana buka aja akses keluarnya Pak," tegasnya.
Kontraktor
beralasan bahwa kondisi eksisting di lapangan menyulitkan pembukaan akses.
"Dia kondisi eksistingnya itu pasti yang panjang, yang lama. Heeh iya oh
jadi yang yang lama yang panjang," jelasnya.
Selain
kendala akses, keberadaan bangunan liar di sepanjang sungai juga menjadi
masalah. "Apa masalahnya di situ? Itu rapat Bapak, rapat dengan bangunan,
rapat dengan bangunan," kata kontraktor.
Pejabat
tersebut mendesak agar bangunan liar segera ditertibkan. "Bangunannya oke di
antara bangunan itu kan semuanya liar, ee enggak-enggak semua Pak ada yang liar
toh iya ada yang liarnya kita bongkar aja," tegasnya.
Ia bahkan
menawarkan bantuan untuk menertibkan bangunan liar. "Saya bisa kok bongkar
di Gabus nanti dengan saya, Bapak enggak usah takut, kalau kita sendiri memang
dengan saya," ujarnya.
Pejabat
tersebut juga meminta kontraktor untuk segera menambah alat berat dan
mempercepat pengerjaan. "Bisa tambah alat enggak? Sok saya nambah bisa
Pak, bisa-bisa Pak artinya bisa enggak 3 bulan itu selesai 50-100%,"
tanyanya.
Kontraktor
optimis pengerukan bisa diselesaikan dalam waktu 3 bulan, namun untuk pekerjaan
retaining wall (benteng sungai) membutuhkan waktu lebih lama. "Kalau 3
bulan kalau 100%-nya gak bisa Pak karena 100% itu bagian dari pekerjaan
retaining wall Pak oke iya bukan minimal gali, tapi kalau galinya itu sisa
sekitar 5% Pak pekerjaan galinya 5% lagi yang berikutnya tinggal bikin pagar
iya retaining-nya Pak," jelasnya.
Pejabat
tersebut menekankan pentingnya tindakan tegas dan koordinasi yang baik untuk
mempercepat penanganan banjir. "Kalau enggak gini enggak akan beres-beres
Pak, duit ada kontrak sudah ada pekerjaan lambat karena hal teknis karena tidak
ada yang berani yang nabrak betul Pak betul terkait dengan retaining yang
terkait iya tapi warganya juga diam aja kita kan ini pihak ketiga Pak warganya
juga diam aja betul-betul aja bantuin kagak iya," pungkasnya.
Editor
Sumarta