Rasa dan Spiritualitas dalam Masakan: Mengapa Kuliner Sunda Sulit Diwaralabakan? Bagian Akhir (Ketiga)

 

Rasa dan Spiritualitas dalam Masakan: Mengapa Kuliner Sunda Sulit Diwaralabakan?

Oleh: Sumarta


Pidato Kang Dedi Mulyadi Bikin Ibu-ibu PKK

 di Depok 11 Maret 2025

Sumber: Infokabinetdanparlemen



Masakan Sunda, dengan cita rasa sambalnya yang khas, sulit diwaralabakan. Mengapa? Karena rasa dalam masakan Sunda tidak bisa diukur dengan takaran yang pasti. Ia lahir dari perasaan, dari curahan hati sang juru masak. Seperti halnya seorang ibu yang memasak dengan cinta, rasa sambal pun tercipta dari emosi yang mendalam.

"Rasa sambal pakai rasa, makanya makanan Sunda susah dibuat franchise, enggak bisa. Kenapa nyambel enggak ada, saya belum pernah dengar yang nyambel ee cengek 3 gram, enggak ada. Masukin uyah rekuh ya, tergantung perasaan," ujar Kang Dedi Mulyadi (Gub Jabar Terpilih).

Perasaan inilah yang membedakan masakan Sunda dengan masakan lainnya. Ketika seorang ibu memasak, ia menumpahkan seluruh perasaannya ke dalam masakan. Jika ia sedang bahagia, masakan itu akan terasa manis. Jika ia sedang sedih, masakan itu akan terasa asin. Bahkan, doa dan harapan pun turut tercurah dalam setiap hidangan.

"Ingat loh, ibu kita dulu kalau disakitin oleh bapak itu menumpahkan seluruh perasaannya ketika masak. Kalau ibu-ibu sekarang menumpahkan perasaannya di TikTok," lanjutnya.

Masakan Sunda bukan sekadar hidangan, tetapi juga cerminan dari kehidupan. Ia mengandung doa, harapan, dan kenangan. Tak heran, anak-anak yang tumbuh dengan masakan ibu mereka akan selalu merindukan kampung halaman, terutama saat Lebaran. Mereka ingin merasakan kembali kehangatan masakan ibu, seperti lodeh, sangu akel, rendang, atau sekadar air teh.

"Karena rasa, maka di situ ada tumpahan, maka anak yang ibunya mengalami derita terus-terusan karena sakit oleh bapaknya itu mengalami pertumbuhan yang buruk. Kenapa? Karena masakannya itu doanya, doa kesedihan," jelasnya.

Sayangnya, fenomena ini mulai bergeser. Jajanan anak-anak di sekolah kini lebih didominasi oleh kepentingan materi. Para pedagang tidak lagi memikirkan kesehatan atau pertumbuhan anak-anak, tetapi hanya keuntungan semata. Anak-anak pun menjadi korban eksploitasi materialisme.

Selain itu, orang tua zaman sekarang cenderung kehilangan ketegasan. Mereka lebih mudah luluh dengan permintaan anak-anak, bahkan membiarkan anak-anak menekan mereka. Padahal, ketegasan adalah salah satu bentuk kasih sayang. Seperti halnya [Nama Tokoh] yang sering mendapatkan hukuman dari orang tuanya, ketegasan dapat membentuk karakter anak menjadi lebih kuat.

"Saya selalu berulang-ulang, saya ini sering ditampar, saya ini sering dipukulin pakai sapu, saya ini sering dibanjur pakai air, saya ini kalau lagi malas baca maka bapak saya ngambil ember kemudian kaki saya dimasukin ke ember dikasih buku harus dibaca, sadis," kenangnya.

Namun, ketegasan saja tidak cukup. Program makan bergizi yang dicanangkan pemerintah juga perlu didukung oleh perubahan budaya jajan anak-anak. Jika tidak, anggaran negara dan keluarga akan jebol. Di sinilah pentingnya peran guru dan orang tua dalam mendidik anak-anak untuk menabung dan hidup hemat.

"Saya ingin apa, ketika negara jebol duitnya, maka keluarga harus aman duitnya, maka program menabung itu menjadi bagian solusi untuk masa depan, gurunya harus tegas, orang tuanya harus tegas, kenapa harus punya masa depan," tegasnya.

Negara pun perlu memiliki visi jangka panjang. Pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan harus segera diselesaikan agar negara dapat fokus pada investasi dan ekspansi. Jawa Barat, misalnya, perlu mencari lahan pertanian baru di luar pulau Jawa untuk menjaga ketahanan pangan.

Di sinilah peran penting gerakan perempuan dalam PKK. Mereka tidak hanya bertugas untuk mengadakan lomba-lomba seremonial, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Program-program PKK harus fokus pada substansi, seperti penurunan angka stunting, peningkatan kebersihan lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi keluarga.

"Jadi konsepsinya adalah substantif, karena konsepsinya substantif, saya hanya akan menerapkan dua kategori, akan saya pilih tiga desa istimewa di seluruh provinsi Jawa Barat dalam setiap tahun dan tiga kelurahan istimewa di seluruh provinsi Jawa Barat dan hadiahnya adalah 10 apa namanya, 10 7,5 miliar dalam bentuk program pembangunan," jelasnya.

Untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas, penilaian akan dilakukan oleh lembaga riset independen. Hasil penilaian akan diumumkan secara terbuka, termasuk desa dan kelurahan terburuk. Dengan demikian, semua pihak akan termotivasi untuk bekerja lebih baik.

"Inilah desa terburuk di provinsi Jawa Barat, ini kepala desanya, ini ibu ketua PKK desanya, ibu ketua PKK kecamatannya dan ibu ketua PKK kabupatennya, asupkeun ku aing gagal pembinaan," tegasnya.

Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan perhatian lebih pada pegawai perempuan. Kebijakan yang memungkinkan pegawai perempuan membawa anak-anak mereka ke tempat kerja dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga.

"Sehingga dan terakhir buat kebijakan pegawai perempuan boleh membawa anaknya ke tempat kerjakan di ruang bermain anak, kenapa penting Pak? Penting Pak, nanti anaknya dititipin n jangan bawa, saya memberikan contoh bagaimana anak tuh nempel ikut ke mana pun, ya lebih baik anak nempel ke mana pun daripada nu ngora nempel ke mana pun," pungkasnya.

Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang tidak hanya sejahtera secara materi, tetapi juga kaya akan nilai-nilai luhur dan spiritualitas.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel